1. Kedaulatan Allah,
Kesadaran Calvin akan keagungan
Allah dapat diumpamakan dengan membandingkan pengalaman Nabi Yesaya,
sebagaimana tercatat dalam Yes 6. Dihadapan Allah yang demikian agung tak ada
tanggapan yang lebih wajar daripada mengatakan dengan rendah hati, “inilah aku, utuslah aku !” ( ayat 8c ).
Pertama-tama Allah yang wajib ingin dilayani
itu berdaulat atas diri-Nya sendiri dan semua pembicaraan manusia tentang Allah
harus bertitik tolak dari sudut bagaimana Allah sendiri ingin diketahui-Nya.
Singkatnya Allah yang hendak dilayani manusia bukanlah berhala yang dijadikan
oleh pikiran manusia.
2. Alkitab sebagai firman Allah
Sumber pengetahuan bagi Calvin
adalah Alkitab .peranan mutlak Alkitab menjadi faktor utama dalam pikiran dan
pengalaman Calvin. Ia menyebut dirinya hamba Allah, itu sama artinya dengan menaklukan
diri pada firman-Nya. Peranan mutlak Alkitab dalam kehidupan Calvin ditunjukan
pula oleh buku-buku tafsirannya yang banyak jumlahnya. Menurut edisi bahasa
Inggris terdapat 45 buku tafsiran Alkitab, 30 buku menafsirkan PL, dan 15 buku
membahas semua kitab PB kecuali surat 2 & 3 Yohanes dan Wahyu.
Pendekatan
Calvin sebagai penafsir lebih unggul dibandingkan dengan praktek-praktek yang
lazim pada saat itu. Dia memanfaatkan semua peralatan yang diperoleh melalui
latihan menelaah naskah-naskah kuno demi penafsiran Kitab Suci. Langkah-langkah
Calvin; yakni:
a) Maksud
pengarang.
b) Keadaan
historis dan geografis pengarang Kitab Suci
Ada dua persyaratan yang dilakukan Calvin dalam
menafsir, yakni :
~
Perhatian pembaca harus diarahkan kepada Yesus
Kristus
~
Isi Alkitab yang didengar harus diyakinkan oleh Roh
Kudus. Jadi pekerjaan Roh Kudus memungkinkan perkataan-perkataan manusia
menjadi sarana untuk firman itu.
Demikian
Alkitab akan menjadi isi pokok PAK dikalangan jemaat dan tolak ukur yang harus
dipakai untuk menyoroti proses pelaksanaan pembinaan semua warga Kristen.
3. Ajaran tentang manusia
Ada
dua sudut yang harus dibahas.
a. Manusia
sebagai mahluk yang diciptakan segambar dengan Allah, dan yang kemudian jatuh
dengan dampak luas yang tersirat didalamnya.
b. Sejumlah
manusia ini dipilih dalam Yesus Kristus untuk diselamatkan dari akibat
kejatuhannya agar mewujudkan buah keselamatan dalam kehidupan dan pelayanan
terhadap sesamanya.
Kejatuhan
manusia kedalam dosa yang dipelopori oleh Adam dan Hawa menularkan penyakit
yang gawat kepada keturunannya yang dinamakan dosa warisan. Menurut Calvin
artinya dapat dirumuskan dengan kata-kata berikut :
Dosa
turunan itu adalah suatu kerusakan dan kebejatan kodrat kita yang turun
temurun, yang sudah menyebar kesemua bagian jiwa, dan membuat kita pertama-tama
layak ditimpa kemurkaan Allah, kemudian menimbulkan dalam diri kita
perbuatan-perbuatan yang oleh Alkitab dinamakan “perbuatan-perbuatan daging”
(Gal 5 : 19).
Untuk
meyakinkan manusia akan keadaannya yang sebenarnya Allah telah menyediakan
hukum Taurat-Nya yang triguna, yaitu :
1) .
hukum itu berfungsi sebagai cermin.
2) . hukum Taurat dipandang sebagai ancaman
terhadap semua macam tindakan yang
bersalah.
3) .Taurat
telah dituliskan oleh jari Allah pada hati orang-orang percaya .
Gambaran
manusia sejati tampak pada Yesus Kristus. Dia menyatakan jenis pengabdian diri
yang diharapkan Allah untuk semua orang yang pecaya. Menurut Calvin pertumbuhan
menuju pengabdian diri inilah yang menuntut pengalaman belajar dan khususnya
dikalangan gereja, terutama orang-orang yang mengakui diri terpilih dalam
Kristus.
4. Ajaran Gereja
Calvin lebih mengutamakan ke-am-an
gereja ketimbang semua reformator lainnya Calvin ingin memulihkan sifat-sifat
masyarakaat abad Pertengahan, yaitu kesatuan, kewibawaan, dan ke-am-an.
Walaupun, sampai pada akhir hayatnya cita-cita itu tidak terwujud dalm persekutuan
Kristen yang kelihatan.
Peranan pedagogis gereja ditunjukan
oleh sejumlah jabatan yang dikaruniakan kepada-Nya seperti yang terdaftar dalam
Efesus 4 : 10. Secara teoretis Allah bisa saja menjadikan semua anggota gereja
terlepas dari jalan lebih pelan-pelan yang dikenal dalam pendidikan. Tetapi
menurut Calvin , “kita melihat bagaimana Allah, yang dapat saja membuat
umat-Nyasempurna dalam sekejap mata,tidak menghendaki mereka mencapai
kedewasaan, kecuali mendapat pendidikan dari gereja.” Karena dengan sarana kaum
pendidik, Allah mengulurkan tangan-Nya secara manusiawi untuk menarik
orang-orang percaya datang kepada-Nya.
Melalui wahana mulut dan lidah
manusia yang dikuduskan Roh Kudus yaitu para pendidik gereja, sama seperti Dia
sendidiri hadir. Disamping didik langsung, melalui bimbingan seorang guru dalam
kelompok orang-oramg percaya, pertumbuhan rohani dialami pula melalui kebaktian
yang terdiri dari keikutsertaan semua warga didalamnya.
Calvin juga menekankan mengenai dua
sakramen yaitu sakramen Babtisan kudus dan Perjamuan Kudus, dimana kedua-duanya
itu dikaruniakan demi pertumbuhan iman dan dialami melalui indra warga gereja.
babtisan Kudus adalah tanda pemasukan orang percaya kedalam Kristus, ia
dilayankan hanya satu kali saja. Tetapi sesudah menerima Kristus, masih ada
keperluan untuk menerima makanan sepanjang hidupnya, Kristustus tidak member
gizi rohani yang murah, malahan ia menawarkan tubuh-Nya yang pernah dikurbankan
demi keselamatan umat-Nya yang telah Allah Bapa pilih. Inilah yang disebut
dengan Perjamuan Kudus. Menurut Calvin pelayanan Perjamuan Kudus itu harus
sehikmat mungkin. Makanya, Calvin berani mengucilkan warga dari meja Tuhan itu
yang dinilai tidak pantas untuk mengikuti Perjamuan. Sikap inilah yang
sepatutnya diikuti oleh jemaat-jemaat Calvinis di Indonesia.
Secara ringkas, boleh dikatakan
bahwa gereja adalah persekutuan kaum terpilih dalam Yesus Kristus yang di didik
melalui sarana kebaktian, yang pada pokoknya pemberitaan Firman Tuhan dan
Sakramen.
5. Ajaran Tentang Hubungan Antara
Gereja Dengan Negara
Pengertian Calvin tentang pokok
teologis ini bertitik tolak dari 4 praduga utama yakni :
a. Dia
tidak tidak dapat membayangkan Negara terbagi menurut isi iman warganya. Demi
keamanan Negara, semua warga wajib mengakui iman yang sama. Untuk siapasaja
yang tidak setuju demikian hendaknya diberi 3 pilihan : mengubah pendapat,
mengungsi, atau ditangkap.
b. Setiap
pemerintah yang dikenalnya dari dekat terdiri dari warga yang menganggap diri
pengikut Kristus. Kalau begitu, sebagian kewajibannya sebagai pengikut Kristus
dipenuhi melalui pemerintahan Negara.
c. Sungguhpun
demikian para pemimpin Negara adalah mannusia yang berdosa juga. Dengan
demikian mesti ada cara untuk menghalangi ekspresi dosanya dalam Negara.
d. Meskipun
hubungan antara gereja dan Negara itu amat erat, namun para pelayan wajib
menentukan isi firman yang diproklamasikan dan siapa yang boleh menerima
sakramen.
Sumbangan
Pemikiran Calvin Bagi Dasar dan Praktek PAK
1. Kehidupannya
adalah teladan bagi siapa saja, tentang seorang Kristen yang mengasihi Tuhan
dengan segenap pikirannya.
2. Dia
ingin mendidik pikiran insan karena tidak mempercayai perasaannya yang kurang
mantap.
3. Melalui
institutionya dia menjelaskan isi iman Kristen secara teratur sebagaimana
didapatinya dalam Alkitab.
4. Intinya
adalah pengetahuan minimal yang perlu diketahui dan dipahami oleh setiap warga
Kristen.
5. Walaupun
ia tidak mempercayai perasaan insan sebagai bukti kedalaman iman, namun ia
ingin menghasilkan para warga dari semua golongan umat yang menaklukan diri
sedemikian rupa kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan
mewujudkan bukti pemilihan mereka dalam Yesus Kristus.
6. Melalui
pengajarannya mereka dididik agar tidak memperhatikan keadaan jiwanya secara
pribadi saja, tetapi agar memandang keluar, dalam arti memanfaatkan iman untuk
mengubah masyarakat sekitarnya sesuai dengan Injil.
7. PAK
adalah bagian dari pelayanan gereja, karena gerejalah sang ibu yang mengasuh
anak-anaknya.
8. Ia
menjunjung tinggi khotbah sebagai sarana untuk menginjili serta mendidik para
warga jemaat.
9. Di
mempersiapkan katekismus khususnya untuk mendidik kaum muda.
10. Dia
mendidik jemaat memuji Tuhan melalui penggunaan mazmur-mazmur yang dinyanyikan
jemaat dalam bahasa Perancis ( baca : bahasa daerah).
11. Dia
menetapkan sakramen babtisan sebagai tanda pemilihan Tuhan dalam Yesus Kristus
dan Sakramen Perjamuan Kudus, sebagai karunia yang mutlak ada dalam kebaktian
selama menjauhkan kedua-duanya dari ketakhyulan.
12. Untuk
menyokong lebih luas identitas gereja sebagai paguyuban orang yang terdidik,
dia mwndorong pemerintah dan masyarakat Jenewa mendirikan Akademi sebagai pusat
persekolahan gereja am, baik bagi anak didik maupun bagi kaum muda.
13. Dia
mendidik para warga bahwa mereka bukanlah kepunyaan mereka sendiri, melainkan
merekalah milik Tuhan semesta alam. Tuhanlah yang berhak menerima pujian dan
kemuliaan selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar